Senin, 23 November 2009

KEBAHAGIAAN DALAM KESEHATAN

Kesehatan mrupakan tingkat krbahagiaaan yang paling mahal. Bukankah kebahagian itu karena harta, keudukan dan kekuasaan. Namun lebih dari itu semua, kebahagin terdapat pada kesehatan secara menyeluruh. Kalau kesehatan tersebut dimilki oleh seseorang, maka setiap persoalan yang dihadapi akan terasa mudah.

Dikisahkan bahwa seorang darwisy (sekte,islam,penj) pergi haji ke baitullah. Dia membatasi sepatunya, dan panas terik gurun pasir membengkakan kedua kakinya. Dia lalui perjalanan dalam kondisi marah dan emosi, mengeluhkann nasibnya yang tidak punya uang sehingga tidak dapat menendarai kendaraan yang nyaman untukuntuk meringankan kesulitan perjalanan dipadang pasir yang membara. Ketika tiba di Mekah, ia melihat di salah satunya pintunya seorang pengemis dalam kondisi sakit dengan dua tangannya yang bunutng. Dia pun menangis dan beristigfar. Dia sadar bahwa dengan kedua kakinya ia lebih bahagia dari pada si pengemis yang sakit dan tidak punya apa-apa.

Meskipun demikian, ad di antara manusia yang mengeluh dan mengeluh walau telah di anugrahi kesehtan, satu hal yang dirasakan sangat aneh oleh mereka yang sakait dan fakir. Kondisi ini selaras dengan ungkapan Bernard Show, ia mengatakan, “Sebenernya siapa yang merasakan sakit di gigi gerhangang y akan mengira bahwa semua orang yang tidak tidak sakit giginya adalah orang-orang yang berbahagia”.

salahnya asumsi diatas disebabkan angapan bahwa kesehatan dan harta bukanlah factor pembangun kebahagian, namun hannya merupkan syaratnya. Kesehatan dan harta tidak dapat mewujudkan kebahagiaan seperti yang dipahami. kebahagiaan tidah dapat terwujud dengan tanpa penemuaan kebutuhan kita pada keduanya. padahal tak dapat d pungkiri bahwa osesi orang-orang mungkin adalah sehat di dunia dan terampuni di hari kiamat nanti.

Rassulullah saw. bersabda yang artinya :

“memohon lah kepada allah pengampunan dan kesehatan, karena sesungguhnya seseorang tidak diberi hal yang lebih baik setetelah keyakinan (iman) melebihi kesehatan”.
(HR Ahmad dan Tirmizi. Lihat dalam kitab Jami’ush Shaghir)

Ali bin Abi Thalib ra. mengatakan. “bukan kah seseorang yang didera musibah dan bala lebih membutuhkan doa dari pada orang sehat yang tidk bebas dari bala”

Ibnu RUmi juga mengatakan, :

Bila waktu telah memainkan mu pakaian kesehatan dan engkau tidak pernah kekurangan makanan,
Maka jangan lah engkau iri dengan orang berpunya, karena sesungguhnya banyak kenikmatan yang telah terenggut semasa hidupnya.


Kutipan cerit ini saya ambil dari sebuah buku yang berjudul KAMUS MINI HIDUP BAHAGIA karya dari Dr. Hassan Syamsi Basya yaitu Konsultan Penyakit Hati dari Rumah Sakit Angkatan Bersenjaata Raja Fahd, Jeddah.

by : ANUGRAH ILAHI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar