Kamis, 10 Desember 2009

AUTISME

SUATU ANALISA TENTANG KELAINAN AUTISME

Menikah merupakan menyempurnakan setengah dien (agama), dan memiliki anak adalah penyempurna dari pernikahan tersebut. Anak yang sehat, lucu, dan pintar tentunya menjadi harapan setiap pasangan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Namun bagaimana jika anak yang dilahirkan tidak merespon ketika dibunyikan kecrek, tidak menyahut ketika dipanggil, tidak menatap mata bunda ketika diajak bicara, atau bahkan tidak merasakan kehadiran orang lain di sekelilingnya. Hal ini akan menjadi sesuatu yang sangat memukul bagi kedua orang tua, karena bisa jadi kelainan seperti ini merupakan autisme dimana masyarakat mengetahuinya sebagai anak yang asyik dengan dunianya sendiri atau bahkan sebagian masyarakat yang belum paham akan kelainan ini menyebutnya anak yang gila karena keacuhannya akan dunia di luar dirinya sendiri.
Ketika Seseorang bertanya ?

1. Apa yang dimaksud dengan autis atau autisme?
2. Bagaimana prevalansi autisme?
3. Bagaimana cara mendiagnosis autisme pada anak?
4. Apa gejala umum yang dapat terjadi pada penyandang autisme?
5. Apa penyebab autisme?
6. Bagaimana cara mengenali kelainan autisme pada anak?
7. Bagaimana cara menangani anak autisme?

Dari semua pertanyaan di atas kita dapat menyimpulkan sebuah jawaban yang sangat singat namun bermanfaat untuk di mengerti.

1. Autis adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. serta gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Gangguan pervasife adalah gangguan yang berat dan meluas dalam area perkembangan, ditandai oleh abnormalitas kualitatif dalam interaksi sosial dan timbal balik, perkembangan bahasa dan perilaku, manifestasinya pada usia dini yaitu sebelum usia tiga tahun dan pada umumnya mempengaruhi era perkembangan lainnya.

2. Berdasarkan hasil penelitian, prevalansi autisme adalah 15-21 per 1000 anak. Jika mengacu pada hal tersebut, jumlah anak-anak di Indonesia saat ini adalah 40 juta jiwa maka dapat diperkirakan jumlah anak autis di Indonesia sekitar 60.000 anak. Apabila kelahiran anak setiap tahun sekitar 4,6 juta maka setiap tahun jumlah anak autis akan bertambah sekitar 6.900 anak. Hal ini sungguh patut diwaspadai karena saat ini jumlah penduduk di Indonesia mencapai lebih dari 200 juta jiwa dan angka kelahiran semakin melaju setiap tahunnya.

3. Rumusan diagnostis yang dipakai di seluruh dunia untuk menjadi panduan diagnosis anak autis adalah yang disebut Diagnostic and Statistical Manual (DSM-IV), yang dibuat oleh grup psikiatri dari Amerika. Dalam panduan tersebut berisi pengamatan perilaku anak-anak yang dapat mengarah pada kelainan autisme.

4. Sebenarnya dengan mempelajari kriteria diagnostik dari DSM-IV, para orang tua dapat mendiagnosis anaknya yang menyandang autisme. Akan tetapi setiap penyandang autisme memiliki pola khusus yang disebut Autism Spectrum Disorders (ASD), menyebabkan adanya perbedaan perilaku antara yang satu dengan yang lainnya. Gejala autis tidak terjadi secara seragam atau bertingkat seperti kasus penyakit lainnya, namun pola yang terjadi sangat beragam dan bervariasi. Walaupun demikian tetap dapat dilihat 3 karakteristik utama yaitu defisit komunikasi, defisit tingkah laku sosial dan tingkah laku yang stereotip.
Beberapa atau keseluruhan karakteristik yang disebutkan berikut ini dapat diamati pada para penyandang autisme beserta spektrumnya baik dengan kondisi yang teringan hingga terberat sekalipun.
a). Hambatan dalam komunikasi, misal: berbicara dan memahami bahasa.
b). Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain atau obyek di sekitarnya serta menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
c). Bermain dengan mainan atau benda-benda lain secara tidak wajar.
d). Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan lingkungan yang dikenali.
e). Gerakkan tubuh yang berulang-ulang atau adanya pola-pola perilaku yang tertentu

5. Autisme pada awalnya diduga merupakan kelainan psikis pada anak yang disebabkan oleh pola pengasuhan yang salah. Namun penelitian berkembang dan mengarah pada kesimpulan bahwa autisme adalah kelainan fisik yang berkaitan dengan kelainan anatomi tubuh anak. Hal ini dibuktikan dengan penelitian dari para ahli yang menyebutkan bahwa penyebab autisme terdiri dari faktor genetika, faktor perinatal, gangguan biokimiawi otak, gangguan neuroanatomi dan gangguan metabolisme.

6. Cara mengenali kelainan autisme pada anak dapat melalui deteksi dini dan skrening pada anak dengan mengamati perilakunya yang dimulai dari sejak lahir hingga usia 5 tahun,

7. Penanganan anak autis dapat dilakukan dengan mengikutsertakan anak pada beberapa terapi yang telah dianjurkan para ahli. Terapi ini mungkin tidak langsung terasa dampak kemajuan perkembangan anak. Akan tetapi ketekunan dan kesabaran dapat membuahkan hasil yang sangat menakjubkan. Adapun jenis-jenis terapi yang dianjurkan adalah:

a). Applied Behavioral Analysis (ABA) yaitu memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positif reinforcement (hadiah/ pujian).

b). Terapi Wicara yaitu memberikan pelatihan cara berkomunikasi yang berkaitan
dengan bahasa anak.

c). Terapi Okupasi yaitu pelatihan pada penguasaan motorik halus anak.

d). Terapi Fisik yaitu pelatihan pada penguasaan motorik kasar anak.

e). Terapi Bermain yaitu memberikan pertolongan tentang cara atau pola bermain pada usianya yang dapat membantunya dalam berinteraksi sosial dengan teman sebayanya.

f). Terapi perilaku yang mengupayakan untuk melakukan perubahan pada anak autistik dalam arti perilaku yang berlebihan dikurangi dan perilaku yang berkekurangan (belum ada) ditambahkan.

g). Terapi Perkembangan yang artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, selain itu dapat ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan intelektualnya.

h). Terapi Visual yang didasarkan pada Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers).

i). Terapi Biomedik yaitu mencari semua gangguan yang berkaitan dengan gangguan metabolismenya dalam tubuhnya yang mempengaruhi susunan saraf pusat sedemikian rupa sehingga fungsi otak terganggu. Bila ditemukan maka harus diperbaiki supaya diharapkan fungsi susunan saraf pusat bisa bekerja dengan lebih baik sehingga gejala-gejala autisme berkurang atau bahkan menghilang.

j). Terapi Integrasi sensoris yaitu pelatihan untuk mengolah dan mengartikan seluruh rangsang sensoris yang diterima dari tubuh maupun lingkungan, dan kemudian menghasilkan respons yang terarah.
Ketika Seorang Anak mengidap ganguan spektrum autisme, langkah-langkah yang dilakukannya adalah sebagai berikut :
• Upayakan agar anak Anda mendapatkan pelayanan khusus dan mulailah menyiapkan semua kebutuhannya.
• Hentikan produk susu, karena di dalamnya terdapat kasein (protein susu) yang dapat memicu perilaku autisme. Jenis-jenis makanan yang mengandung produk susu adalah:

a). Susu
b). Susu bubuk
c). Susu tanpa lemak
d). Susu kambing
e). Mentega
f). Keju
g). Yoghurt
h). Kasein, kaseinat
i). Laktosa
j). Whey

• Hubungi orang tua lain yang sama-sama memiliki anak autis untuk lebih mendapatkan berbagai masukan dalam memperbaiki perkembangan anak Anda.
• Hilangkan gluten yang merupakan protein yang berasal dari gandum.
• Pesan pengujian asam organik air seni. Hal ini untuk mengetahui kadar ragi/ jamur dalam sistem saluran pencernaan anak Anda.
• Kenali alergen lain dan hilangkan dari diet. Anak autis umumnya mengidap multiple food alergy (alergi berbagi macam makanan). Di samping produk susu dan gluten, banyak anak autistik tidak bisa mentoleransi:

a). jagung
b). jeruk
c). kedelai
d). anggur merah
e). putih telur
f). buah dan sayuran berwarna
g). tomat
h). daging sapi

• Cobalah beberapa suplemen lain yang dilaporkan bermanfaat bagi pengidap autisme seperti vitamin C, B6 dengan magnesium, DiMethyl Glycine (DMG), pycnogenol, glutamine, glutathione, dan beberapa suplemen makanan lain.
Semoga isi tulisan ini bermanfaat baagi orang tua yang anaknya mengidap gangguan autisme serta bermanfaat bagi pembaca.

Saya Ucapkan Terima Kasih,
sumber library Search (studi pustaka) merupakan metode yang digunakan dalam penulisan tentang Autisme atau Autis.


arab ( ANUGRAH ILAHI )

Senin, 23 November 2009

KEBAHAGIAAN DALAM KESEHATAN

Kesehatan mrupakan tingkat krbahagiaaan yang paling mahal. Bukankah kebahagian itu karena harta, keudukan dan kekuasaan. Namun lebih dari itu semua, kebahagin terdapat pada kesehatan secara menyeluruh. Kalau kesehatan tersebut dimilki oleh seseorang, maka setiap persoalan yang dihadapi akan terasa mudah.

Dikisahkan bahwa seorang darwisy (sekte,islam,penj) pergi haji ke baitullah. Dia membatasi sepatunya, dan panas terik gurun pasir membengkakan kedua kakinya. Dia lalui perjalanan dalam kondisi marah dan emosi, mengeluhkann nasibnya yang tidak punya uang sehingga tidak dapat menendarai kendaraan yang nyaman untukuntuk meringankan kesulitan perjalanan dipadang pasir yang membara. Ketika tiba di Mekah, ia melihat di salah satunya pintunya seorang pengemis dalam kondisi sakit dengan dua tangannya yang bunutng. Dia pun menangis dan beristigfar. Dia sadar bahwa dengan kedua kakinya ia lebih bahagia dari pada si pengemis yang sakit dan tidak punya apa-apa.

Meskipun demikian, ad di antara manusia yang mengeluh dan mengeluh walau telah di anugrahi kesehtan, satu hal yang dirasakan sangat aneh oleh mereka yang sakait dan fakir. Kondisi ini selaras dengan ungkapan Bernard Show, ia mengatakan, “Sebenernya siapa yang merasakan sakit di gigi gerhangang y akan mengira bahwa semua orang yang tidak tidak sakit giginya adalah orang-orang yang berbahagia”.

salahnya asumsi diatas disebabkan angapan bahwa kesehatan dan harta bukanlah factor pembangun kebahagian, namun hannya merupkan syaratnya. Kesehatan dan harta tidak dapat mewujudkan kebahagiaan seperti yang dipahami. kebahagiaan tidah dapat terwujud dengan tanpa penemuaan kebutuhan kita pada keduanya. padahal tak dapat d pungkiri bahwa osesi orang-orang mungkin adalah sehat di dunia dan terampuni di hari kiamat nanti.

Rassulullah saw. bersabda yang artinya :

“memohon lah kepada allah pengampunan dan kesehatan, karena sesungguhnya seseorang tidak diberi hal yang lebih baik setetelah keyakinan (iman) melebihi kesehatan”.
(HR Ahmad dan Tirmizi. Lihat dalam kitab Jami’ush Shaghir)

Ali bin Abi Thalib ra. mengatakan. “bukan kah seseorang yang didera musibah dan bala lebih membutuhkan doa dari pada orang sehat yang tidk bebas dari bala”

Ibnu RUmi juga mengatakan, :

Bila waktu telah memainkan mu pakaian kesehatan dan engkau tidak pernah kekurangan makanan,
Maka jangan lah engkau iri dengan orang berpunya, karena sesungguhnya banyak kenikmatan yang telah terenggut semasa hidupnya.


Kutipan cerit ini saya ambil dari sebuah buku yang berjudul KAMUS MINI HIDUP BAHAGIA karya dari Dr. Hassan Syamsi Basya yaitu Konsultan Penyakit Hati dari Rumah Sakit Angkatan Bersenjaata Raja Fahd, Jeddah.

by : ANUGRAH ILAHI

Minggu, 22 November 2009

MASA LALU DAN MASA DEPAN

Aku katakan padamu bahwa anak tahun lalu berjalan dimasa kesedihan yang mereka ciptakan seperti mereka sendiri. Mereka menarik benang yang lapuk yang mungkin cepat putus dan membuat mereka jatuh dalam jurang kelalayan. Aku katakan bahwa mereka hidup dalam rumah dengan pondasi ruang lemah, seperti petir menyambar dan menyambar rumahnya akan roboh di atas kepala dan oleh sebab itu menjadi kuburannya. Aku katakana bahwa mereka semua berpikir perkatannya, perselisihannya, susunan buku-bukunya dan semua pekerjaannya tidak ada tetapi rantai rantai menariknya karena mereka sangat lemah untuk menarik oarng lain.Tetapi anak besok adalah salah satu yang disebut oleh kehidupan, dan mereka mengikutinya dengan langkah yang pasti dan kepala menengadah, mereka memulai garis baru, tidak merokok dan menutupi matanya dan tak ada gemerincing rantai yang akan menghilangkan suara mereka. Mereka hanya sebagian kecil seperti perbedaan antara biji gandum dan timbunan jerami. Tak seorangpun tahu mereka tetapi mereka salimg kenal, mereka seperti yang tertinggi, yang tak dapat mendengar dengan kulitnya dan melambaikan daun-daun muda sebelum matahari bersinar. Akan tumbuh menjadi pohon yang besar, akar dalam hati dunia dan cabang yang tinggi hingga langit.


aNUGRAh iLAhi
15109508

cukup sekian tuliasa saya mengenai MASA LALU DAN MASA DEPAN , kritik dan saran anda sangat membantu saya dalam belajar menulis.

terima kasih

Sabtu, 21 November 2009

MAKALAH PEMBUATAN VCO ( virgin coconut oil)

makalah ini saya buat hasil peraktek waktu SMA kelas 3 memenuhi tugas akhir sekolah.




MAKALAH
PEMBUATAN VCO
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Biologi
Tahun Ajaran 2008 - 2009









Disusun Oleh :


ANUGRAH ILAHI






SMA NEGERI 1 PANDEGLANG
TAHUN AJARAN 2008/2009

KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, serta shalawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
Makalah ini kami buat berdasarkan praktek yang telah kami lakukan, semua itu kami jadikan referensi dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan - kekurangannya, karena pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak” untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca yang sifatnya membangun , demikian makalah ini kami buat, kami ucapkan terima kasih.




Pandeglang, Februari 2009


Penulis,














DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah 1
B. Tujuan Makalah 1
C. Kegunaan Makalah 1
D. Pembatasan Makalah 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian VCO 2
B. Cara kerja pembuatan VCO 2
C. Fungsi VCO 4

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 5
B. Saran 5















BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya zaman, pengobatan tradisional mulai tersingkirkan oleh pengobatan dengan metode yang modern dan menggunakan bahan kimia yang sebenarnya akan menimbulkan efek samping bila kita tidak mematuhi dosis yang dianjurkan.
Kesehatan bagi manusia sangatlah penting, maka dari itu, kami melakukan percobaan dengan membuat Virgin Coconut Oil (VCO) tradisional yang mempunyai banyak khasiat.

B. Tujuan Makalah

Selain memenuhi tugas praktek biologi tentang pembuatan VCO, kami juga ingin memberitahu kepada pembaca cara membuat VCO dan fungsi VCO.

C. Kegunaan Makalah

Untuk menambah dan memberikan wawasan bagi pembaca tentang cara membuat VCO dan fungsi VCO.

D. Pembatasan Makalah
Dalam pembuatan makalah ini kami membatasi masalahnya yaitu :
 Pengertian VCO
 Cara kerja membuat VCO)
 Fungsi VCO




BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian VCO

Virgin coconut oil adalah minyak yang diambil dari buah kelapa dengan cara khusus dan sederhana. Pengambilan vco dilakukan dengan cara pemanasan, peragian atau penambahan enzim-enzim tertentu. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh departemen Pertanian, VCO mengandung asam laurat, asam kaproat, asam kaprat, asam palmirat, asam miristrat dan juga kandungan anti oksidan.

B. Cara Kerja pembuatan VCO

Alat dan Bahan :
Alat :
 Gunting
 Lem lilin
 Spatula
 Selang 20 cm
 Baskom
 Parutan kelapa
 Karet
 Saringan kelapa
 Kapas
 Kertas saring
 Timbangan
 Kaki Tiga
 Corong
 Gelas kimia
 Toples
 Solatip

Cara Kerja :

1. Sediakan toples kemudian lubangi bawah toples.
2. kemudian masukan selang dan berilah lem lilin disekitar selang sampai tidak terjadi kebocoran.
3. Kupas 3 butir kelapa tua kemudian parut kelapa tersebut sampai halus.
4. Kemudian campurkan hasil parutan kelapa dengan 1 Liter air hangat.
5. Setelah itu diperas sampai menghasilkan santan yang kental.
6. Timbang toples
7. Sterilkan toples dengan air panas
8. Ikat ujung selang menggunakan karet sebelum memasukan santan.
9. Masukkan santan kental tersebut ke dalam toples kemudian tutup rapat. Diamkan selama 4-5 jam, setelah itu terbentuk dua lapisan (air dan Cream),
10. Buang air santan yang terdapat pada lapisan bawah sehingga yang tersisa hanya creamnya saja, kemudian beri permifan seberat 0,5% dari berat cream.
11. Aduk cream yang telah di beri permifan dengan spatula setelah itu diamkan Selama 18 jam.
12. Setelah 18 jam akan terdapat tiga lapisan yaitu yang terbawah air, lapisan tengah yaitu minyak dan lapisan atas yaitu cream.
13. Kemudian saringlah minyak yang terdapat pada lapisan tengah agar warnanya menjadi jernih.
14. Sementara pada creamnya pun bisa menghasilkan minyak dengan cara disaring dengan menggunakan kertas saring.











C. Fungsi VCO

VCO di dalam tubuh tidak tersintesis menjadi kolesterol, tidak tertimbun menjadi lemak dalam tubuh, karena mudah dicerna dan dibakar sebagai sumber energi. VCO berfungsi mengobati berbagai penyakit seperti ;


 Kencing manis
 Darah tinggi
 Kolesterol
 Stroke
 Jantung
 Asam urat
 maag
 Ginjal
 Asma akut
 Liver
 Hepatitis
 Paru-paru
 Osteoporosis
 AIDS
 Gangguan pencernaan
 Influenza
 dll

Selain itu VCO juga berfungsi sebagai antibodi yang baik juga anti protozoa, virus, bakteri, dan jamur. Vco juga mampu memperbaiki jaringan yang rusak dan metabolisme tubuh.

















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulans

Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa VCO (Virgin Coconut Oil) adalah suatu minyak yang dihasilkan dari daging kelapa tua yang difermentasikan dan memiliki berbagai fungsi.
Dengan adanya VCO ini, akan sangat membantu masyarakat kalangan bawah untuk memperoleh kesehatan, dan cara pembuatannya sangat mudah

B. Saran

Harapan kami dengan adanya pembahasan mengenai pembuatan VCO ini dapat memberikan sedikit informasi bagi kami sebagai penulis dan bagi pembaca.

HIV/AID BUKA MATA DAN HATI

HIV/AIDS Buka Mata dan Hati



Siapa yang tak tersiksa dengan penyakit yang perlahan-lahan menggerogoti raga dan jiwanya? Tak hanya itu saja, penderitanya pun ternyata harus menanggung perlakuan yang tak adil dari berbagai kalangan masyarakat. Itulah yang selama ini dialami oleh para ODHA (orang dengan HIV/AIDS).


''Pasti tak ada yang mau terkena penyakit ini. Tapi, banyak pihak yang ikut menyudutkan kami, baik masyarakat, bahkan pihak tenaga kesehatan, termasuk para dokter,'' ujar Penny, menuturkan pengalaman yang menyakitkan hatinya pada beberapa bulan lalu.


Gadis berusia 20 tahun itu didiagnosis terkena HIV setahun lalu. Aktivis di sebuah yayasan AIDS itu mengatakan bahwa dirinya terkena virus yang melemahkan kekebalan tubuh itu akibat penyalahgunaan narkotika dengan alat suntik atau IDU (intravenous drug user).


Pengalaman itu terjadi ketika ia sakit gigi dan ingin memeriksakannya ke dokter. Ketika diperiksa, ia jujur mengatakan bahwa dirinya HIV Positif. ''Saya katakan kondisi saya kepada banyak kalangan justru supaya mencegah orang lain seperti saya. Sebenarnya ini dilema, kalau tak dikatakan, justru salah. Kalau ngaku, pasti dilecehkan,'' keluhnya.


Ketika mengetahui pasiennya HIV positif, dokter langsung menyarankan ke rumah sakit umum. Di sana, Penny diberikan lembaran kertas dengan 16 butir pertanyaan dan langsung ditangani empat orang dokter. Mereka bersepatu bot, sarung tangan, perlengkapan ember, taplak plastik, dan lain-lain untuk menangani pasien dengan sakit gigi. Saat itu, Penny menghabiskan dana Rp 1,5 juta.

Perlakuan tersebut dirasakan pula oleh rekan Penny. Dia demam hingga 42 derajat celsius dan badannya basah oleh keringat. Meski keluarganya bersedia membayar dua kali lipat dari tarif RS, tetap saja, selama dua hari ia tak mendapatkan RS yang bersedia merawatnya. ''Apa gunanya tenaga medis kalau begitu caranya,'' tegasnya.


Saat ini, perlakuan tak adil dan tak manusiawi masih banyak dialami oleh para ODHA. Masyarakat selalu menilai negatif keberadaan mereka. Menurut Penny, masyarakat selalu menghubungkan HIV/AIDS dengan masalah moral. Padahal, tak semua HIV/AIDS menular lewat hubungan seksual dan penyalahgunaan narkotika. Ada beberapa rekan Penny yang justru terkena penyakit ini karena transfusi darah.


''Kalau urusannya begini, siapa yang mau bertanggungjawab?. Pemerintah sudah menyediakan obat yang murah, itu sudah jadi penolong. Tapi, penolong sebenarnya adalah masyarakat. Kami harapkan, masyarakat membuka mata dan hatinya bahwa kami ada dan kami ini manusia,'' sergahnya lagi.


Soal stigma dan diskriminasi diakui salah satu pendiri Yayasan Pelita Ilmu sekaligus pakar hematologi, dr Zubairi Djoerban SpPD KHOM mengakuinya. Itu terjadi, baik di tenaga kesehatan, media, politisi, dan lainnya. ''Makanya, perlu anggaran yang dialokasikan di daerah dalam memperhatikan masalah penanganannya. Masalah ini tak hanya jadi pemikiran para menteri, DPR, dan tim kesehatan, tapi juga semua kalangan,'' katanya.


Peristiwa yang dialami Penny dan rekannya merupakan sedikit gambaran dari diskriminasi dan stigma terhadap para ODHA. Hal ini malah menjadi hambatan dalam pemberantasan penularan HIV/AIDS. Pendapat itu mengemuka dalam diskusi tentang HIV/AIDS yang diadakan Badan PBB untuk AIDS (UNAIDS) memperingati Hari AIDS Sedunia, di Jakarta di awal bulan ini.


Menurut Samuel Nugraha dari Yayasan PITA positive after care (bergerak penanggulangan HIV/AIDS), hasil penelitian yayasan ini di tahun 2002 menyatakan, 31 persen pengidap HIV/AIDS ditolak atau mendapat diskriminasi untuk berobat di pusat pelayanan kesehatan.


Sebagian besar masyarakat memberikan stigma negatif bahwa ODHA tergolong pekerja seks komersial dan pengguna jarum suntik narkoba.
''Stigma dan diskriminasi membuat pengidap HIV/AIDS takut bergaul dan untuk berobat yang akhirnya menghalangi pemberantasan penularan HIV/AIDS di Indonesia,'' katanya yang melanjutkan pendapatnya ini dalam pembukaan AIDS Film Festival awal pekan lalu.


Sementara itu, Direktur Pusat Informasi PBB di Jakarta (UNIC), Abdullah Mbamba, mengharapkan, pemerintah dan LSM merumuskan kebijakan penangulangan HIV/AIDS dengan menghindarkan sikap diskriminasi dan stigma. Kebijakan ini, lanjutnya, diberlakukan di pemerintah tingkat provinsi, kabupaten dan kota di seluruh tanah air untuk membendung penyebaran penularan HIV/AIDS di kalangan pemuda.


Pencegahan diskriminasi juga diupayakan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Indonesia. Kata Direkturnya, Georg Petersen, WHO memberikan bantuan pelatihan pengobatan pengidap HIV/AIDS bagi petugas kesehatan dan LSM di Indonesia. Menurut Direktur Dana Kependudukan PBB (UNFPA) untuk Indonesia Bernard Coquelin, 30 persen (70 juta jiwa) penduduk Indonesia adalah anak muda dan usia produktif yang 86 persennya mengetahui HIV/AIDS dari teman dan 24 persen anak muda tidak tahu HIV/AIDS.


Karena itu, kata Coquelin, perlu peningkatan pemahaman HIV/AIDS bagi anak dan pemuda di Indonesia melalui pendidikan di sekolah, sehingga dapat dicegah penularan bagi mereka. Kajian UNAIDS dalam tingkat internasional, didapatkan data, sekitar satu juta orang di kawasan Asia Pasifik terinfeksi virus HIV/AIDS dalam tahun 2003. Ini membuat estimasi jumlah total infeksi HIV/AIDS mencapai 7,4 juta.


Jumlah tersebut terbesar kedua setelah wilayah Sahara Afrika, dari lebih 42 juta orang di belahan dunia kini hidup dengan HIV/AIDS, padahal belum ada satu pun obat yang dapat menyembuhkannya. HIV/AIDS di Indonesia Data Depkes menunjukkan, jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia sejak 1987 - September 2003 yang tercatat di rumah sakit sebanyak 3.924 kasus. Sedangkan, estimasi Depkes, jumlah kasus HIV/AIDS yang tak tercatat mencapai 90.000 sampai 130.000 orang di Indonesia.


Penderita terbesar ada di enam provinsi, termasuk di Jakarta, Papua, Bali, Riau, dan Jatim. Zubairi mengatakan, data ODHA yang tak tercatat bisa melebihi yang ada saat ini. Pihaknya sendiri selalu menerima pasien baru hampir setiap hari per bulannya. Hanya saja, banyak salah penafsiran bahwa HIV/AIDS lebih banyak disebabkan dari hubungan seksual. ''Dari segi pencegahan, memang masalahnya lebih sulit pada seksual. Tapi, kita justru harus lebih banyak bekerja pada IDU. Dari kasus yang saya tangani, 70 sampai 80 persennya adalah dari IDU,'' ujar Zubairi.


Menurut Menkes Achmad Sujudi, ada tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Papua, dan Riau yang memiliki jumlah kasus HIV/AIDS rata-rata meningkat lima persen per tahun. Jajaran Depkes dan Pemda di tiga provinsi itu berupaya menurunkan kasus HIV/AIDS antara lain dengan program wajib menggunakan kondom bagi mereka yang berisiko tertular HIV/AIDS dan menjadi pelanggan atau pekerja seks komersial (PSK).


Program pencegahan melalui perilaku hidup sehat terus digaungkan. ''Program tersebut meliputi tak berhubungan seks berganti-ganti pasangan, tak menggunakan jarum suntik tak steril, dan menghindari konsumsi obat narkotika serta obat berbahaya lainnya (narkoba),'' katanya beberapa hari setelah peringatan Hari AIDS Sedunia.
Selain itu, pemerintah melaksanakan program pengobatan dengan obat murah dan perawatan bagi pengidap HIV/AIDS tanpa melakukan tindakan stigmatisasi dan diskriminasi, sehingga mendukung pemberantasan penularan HIV/AIDS.


Menko Kesra Jusuf Kalla dalam peringatan Hari AIDS di awal pekan lalu, mengharapkan masyarakat untuk tidak melakukan stigma dan diskriminasi terhadap penghidap HIV/AIDS. ''Mereka seharusnya diterima sebagai warga biasa sehingga memudahkan pengobatan, pelaporan, dan pemeriksaan mereka yang terkena penyakit itu,'' katanya saat itu.



ANUGRAH ILAHI
sumber : Republika Selasa, 16 Desember 2003